Pada postingan sebelumnya diceritakan tentang qurban persembahan Habil yang diterima oleh Allah SWT,
sedangkan qurban Qobil tidak diterima....berikut lanjutannya
Qobil marah melihat
kenyataan bahwa qurbannya tidak diterima, ditendangnya barang qurbannya hingga
berantakan. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menerimanya walaupun
dengan hati yang sangat kecewa. Perempuan yang dicintainya harus ia relakan
bersanding dengan laki-laki lain. Akhirnya dilaksanakanlah pernikahan itu,
Qobil dengan Labuda sedangkan Habil
dengan Iklima.
Hari-hari berlalu.
Iblis kembali datang merasuki pikiran Qobil yang sedang gundah. Dibisiskkannya
bahwa satu-satunya cara agar Qobil bisa mendapatkan Iklima adalah menyingkirkan
Habil.
“Kau harus membunuh
Habil....kau harus membunuh Habil... kau harus membunuh Habil...” bisikan itu
terus mengiang dalam pikiran Qobil. Akal sehatnya tidak dapat lagi mengalahkan
kekuatan nafsunya untuk merebut Iklima dari tangan Habil. Sampailah pada suatu
hari, ketika Habil menggembalakan ternaknya di tempat yang sepi, jauh dari
pemukiman, tiba-tiba Qobil memukul kepala Habil dengan batu besar. Seketika
tubuh Habil terhuyung lalu terhempas ke bumi dan tidak bergerak lagi.
Pembunuhan pertama atas umat manusia telah dilakukan oleh Qobil. Sementara
Iblis tertawa kegirangan karena ia sudah mempunyai teman.
Pada mulanya Qobil
merasa puas telah menyingkirkan “saingan berat”nya, karena tidak ada lagi yang
menghalangi niatnya untuk memiliki Iklima. Namun, setelah itu ia merasa
kebingungan. Diguncang-guncangnya tubuh saudaranya itu, tentu saja tidak mau
bergerak.
“Celaka! Apa yang harus
aku lakukan dengan mayat ini....” pikir Qobil.
Akibatnya mayat adiknya
dipanggul kesana kemari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus berbuat apa.
Sesekali ia menurunkan mayat itu dari pundaknya karena kelelahan.
Allah Yang Maha
Pengasih akhirnya memberikan jalan keluar atas kebingungan Qobil. Ada dua ekor
burung gagak yang bertarung hingga salah satunya mati. Burung gagak yang masih
hidup menggali tanah dengan cakarnya, lalu menyeret burung gagak yang mati ke
dalam lubang itu dan menguburkan teman yang mati.
“Hmm...ini adalah
pelajaran untukku,,,Berarti aku harus menguburkan mayat saudaraku ini....” kata
Qobil.
Setelah menguburkan
adiknya. Qobil tidak pulang ke rumah. Iklima yang cantik sudah hilang dari
ingatannya yang ada hanyalah rasa bersalah dan berdosa. Adam dan Hawa sangat
sedih mendengar kejadian itu. Namun, keduanya hanya bisa pasrah kepada Allah.
Mereka menyadari bahwa kejadian yang menimpa kedua anaknya hasil tipu daya
Iblis yang tidak senang melihat anak cucu Adam berperilaku yang baik. Iblis
telah membuktikan janjjinya kepada Allah bahwa ia akan selalu menggoda, merayu
membujuk semua anak cucu Adam dari segala arah untuk diajak masuk neraka
bersama Iblis.
Wahai saudaraku, Ingat! Jangan menjadi korban tipu daya setan yang berikutnya.../*
Sumber : Nuansa Persada
0 komentar:
Posting Komentar